Mulai Agustus 2021, Google akan mewajibkan semua aplikasi Android yang dikirimkan ke Play Store untuk dikemas sebagai App Bundles (AAB), bukan format APK (Android Package).
Alhasil, ukuran file aplikasi Android akan menjadi 15 persen lebih kecil. Perubahan ini akan memaksa pengembang aplikasi untuk mendistribusikan file APK mereka ke toko aplikasi selain Google Play Store. Format APK digantikan oleh format baru yang disebut Android App Bundle, atau disingkat AAB (.aab).
“Mulai Agustus 2021, Google Play akan mewajibkan aplikasi baru untuk didistribusikan dalam format Android App Bundle. Sebagai format distribusi standar, ini akan menggantikan APK,” tulis Dom Elliott, Manajer Produk Google Play di laman resmi Android Developers.
Pengaruh Bagi Pengguna
Dengan ukuran file yang lebih kecil, tentunya akan lebih menghemat memori ponsel pengguna Android. Untuk aplikasi game yang lebih besar dari 150 MB, pengguna harus mengunduh aset yang diperlukan secara terpisah menggunakan format file APK.
File tambahan ini biasanya disimpan di foldernya sendiri. Semua file sekarang dapat diunduh dalam satu file yang ukurannya lebih kecil berkat format file baru.
Selanjutnya, pengguna akan lebih menghemat kuota internet ketika menginstal aplikasi dari Play Store dengan ukuran file yang lebih kecil.
Karena format AAB memungkinkan pengembang untuk membagi aplikasi menjadi beberapa paket menggunakan Play Asset Delivery dan Play Feature Delivery.
Pengguna juga akan mendapat manfaat dari pembaruan aplikasi yang lebih cepat berkat format file baru. Pengguna dapat dengan mudah menemukan dan menginstal (sideloaded) aplikasi yang tidak tersedia di Play Store di perangkat Android mereka menggunakan format APK terbaru.
Namun, metode ini sering menyebabkan infeksi malware di Android. Karena penjahat dunia maya sering meniru aplikasi populer dan menyuntikkan script malware ke dalam malware tersebut. Diharapkan pengguna akan lebih mudah memilih aplikasi mana yang asli dan aman untuk dipasang di ponselnya berkat adanya format file baru ini.