Menjadikan Indonesia Melek Digital Zyrex Siap Produksi Laptop Merah Putih

Pemerintah ingin memproduksi barang elektronik di dalam negeri. Laptop merah putih adalah salah satunya. PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk, misalnya, adalah produsen laptop dalam negeri yang bekerja sama dengannya (ZYRX).

Tujuannya untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk TIK sekaligus mengurangi ketergantungan pada laptop impor.

Menurut Timothy Siddik, Presiden Direktur Zyrexindo Mandiri Buana, perusahaan telah menerima pesanan sebanyak 165.000 unit laptop dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset dan Teknologi, yang akan didistribusikan ke 8.000 sekolah di seluruh Indonesia. Jumlah ini akan menutupi biaya laptop untuk tahun ajaran 2021, dengan batas waktu pengiriman Desember.

“Zyrex telah menerima pesanan 165 ribu laptop dari dua distributor resmi kami dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi, dan kami siap memenuhi kebutuhan laptop dalam negeri senilai Rp 17 triliun untuk tahun-tahun mendatang,” kata Timothy dalam konferensi pers virtual. pada Senin (26/7/2021).

Untuk memenuhi permintaan domestik dan peluncuran laptop merah putih, perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya dari empat menjadi delapan lini. Artinya, saat ini kapasitas produksi 370 ribu unit laptop akan ditingkatkan menjadi 840 ribu unit.

Permintaan laptop nasional diperkirakan mencapai 3,9 juta unit dalam lima tahun ke depan. Menurut Timothy, angka tersebut dihitung dengan menggunakan perkiraan kebutuhan nasional sebesar 1,3 juta unit, serta kebutuhan provinsi, kabupaten, dan kota yang biasanya dua kali lipat dari angka nasional 2,6 juta unit.

“Zyrex telah mengambil langkah tahun ini untuk dapat menyediakan dan memproduksinya. Kami juga menempatkan prioritas tinggi pada digitalisasi, yang telah berlangsung selama 25 tahun dan telah membantu Indonesia menjadi melek digital. Indeks pencapaian ICT yang merupakan salah satu Tolak ukur kita maju atau tidak, termasuk kepemilikan laptop di setiap keluarga” ungkapnya.

Saat ini, hanya 10% penduduk Indonesia yang memiliki laptop atau komputer, sehingga potensi pasarnya masih sangat besar. Meski masuknya produk asing, Timothy mengklaim pasar di daerah, terutama di daerah terpencil, masih belum tergarap karena disparitas daya beli.

“Pangsa pasar itu yang harus dipertimbangkan Zyrex. Kami sudah memulai program one-student-one-laptop, dan harga kami harus di bawah Rp4 juta, termasuk sistem operasi dan software. Karena daya beli rendah, merek impor tidak akan terlalu memperhatikan daerah ini, dan kita yang berani,” tandasnya.

Menurut dia, masih belum ada gambaran spesifikasi laptop merah putih milik pemerintah tersebut. Timothy, di sisi lain, percaya bahwa laptop dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa diperlukan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan. Dia percaya bahwa selama pengalaman pengadaan laptop Zyrex, sering kali spesifikasinya terlalu tinggi, mengakibatkan biaya tinggi dan ketidakpatuhan terhadap penunjukannya.

“Kami memberikan spesifikasi yang sesuai dari segi kebutuhan dan biaya kepada perusahaan yang bekerja sama dengan kami. Begitu pula dengan laptop merah putih, kami akan berkolaborasi untuk membuat spesifikasi yang sesuai untuk pelajar Indonesia, tanpa over atau under. 3 tahun belajar dan koneksi internet yang kuat, kami akan berkolaborasi untuk merancang spesifikasi sehingga kami bisa mendapatkan nilai terbaik” ungkapnya.

Leave a Comment