Trading saham dan forex adalah dua jenis investasi yang kini tengah diminati. Keduanya dianggap sangat potensial karena jangka waktu yang dibutuhkan relatif lebih pendek.
Operasionalnya pun terbilang mudah, yakni dengan sistem berbasis digital (online). Meski memang, jenis investasi ini menuntut Anda untuk memiliki pemahaman dan strategi yang sangat matang.
Sebagai bekal awal, Anda harus paham perbedaan kedua jenis trading ini. Karena meski terlihat serupa, keduanya memiliki perbedaan yang nyata, baik dari segi karakter maupun proses investasinya.
Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, tentunya Anda bisa lebih mudah menentukan jenis investasi mana yang lebih cocok dengan kebutuhan dan kondisi finansial.
Nah, berikut LiputanTV.com beberapa perbedaan trading saham dan forex (foreign exchange) yang penting untuk diketahui.
Produk yang Diperdagangkan
Perbedaan mendasar antara trading saham dan forex terletak pada jenis produk yang diperdagangkan. Trading saham memperjualbelikan surat kepemilikan saham, sedangkan forex berupa kontrak harga mata uang sebuah negara yang kemudian dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Jika dilihat dari kompleksitasnya, produk dalam trading saham jauh lebih banyak dibanding forex. Anda bahkan bisa menemukan 500-10.000 saham di seluruh dunia, dalam satu bursa saham.
Sangat jauh berbeda dengan forex yang maksimal hanya ada 4 pasangan produk, misalnya; Euro terhadap US Dolar (EUR/USD), USD/JPY, GBP/USD, USD/CHF.
Di satu sisi, sedikitnya produk pada forex ini memang bernilai positif karena para trader tidak perlu pusing untuk memilih dan cukup fokus pada satu atau dua mata uang.
Meski memang, di sisi lain hal ini juga cenderung membatasi para trader untuk bereksperimen dengan berbagai produk lainnya.
Modal yang Didepositkan
Dari segi modal, Anda membutuhkan lebih banyak dana ketika akan bermain saham. Di Indonesia, setidaknya Anda harus menyediakan deposit sebesar 1 juta rupiah untuk bisa melakukan jual beli di bursa saham.
Sangat jauh berbeda dengan forex yang umumnya menerapkan deposit minimum senilai 1 USD. Bahkan, di beberapa broker luar negeri ada yang tidak mensyaratkan deposit sepeser pun.
Perbedaan ini disebabkan oleh adanya leverage. Leverage sendiri merupakan skema yang memungkinkan modal awal rendah bisa menggerakkan modal yang lebih besar.
Pada bursa saham, leverage ini terhitung sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya, pada perdagangan forex, Anda bahkan bisa menggerakkan dana sebesar 1000 USD dengan modal hanya 1 USD. Tak ayal, banyak trader yang memilih trading forex terlebih dulu, baru setelah sukses berpindah ke bursa saham.
Pengawasan Bursa VS OTC
Perbedaan lain terletak pada proses jual belinya. Perdagangan saham umumnya harus dilakukan dengan exchange atau pengawasan bursa, sedangkan forex mayoritas dilakukan secara langsung antara kedua belah pihak yang bertransaksi (Over The Counter/OTC).
Meski memang, dalam beberapa kasus juga dimungkinkan perdagangan saham dengan OTC namun tetap berada di bawah pengawasan otoritas pasar keuangan.
Perbedaan inilah yang berimplikasi pada lebih terstandarisasinya trading saham dibanding forex. Seseorang yang ingin menjadi pialang atau broker saham harus menempuh ujian terlebih dulu untuk bisa mendapatkan sertifikat.
Kepemilikan sertifikat inilah yang menentukan bisa tidaknya dia ikut andil dalam perdagangan saham di pasar modal Indonesia.
Sedangkan pada perdagangan forex, seorang broker tidak harus memperoleh izin resmi untuk bisa berpartisipasi.
Karena perbedaan ini pulalah, trading saham terbilang lebih aman jika dibandingkan dengan forex. Pada perdagangan saham, semua proses dan dana (dana nasabah, saham yang dibeli, dan dana yang belum dibelikan) akan aman karena dijamin dan disimpan di institusi pemerintah (KSEI).
Berbeda dengan forex yang legalitasnya jauh lebih longgar sehingga lebih rentan terhadap risiko, seperti broker tutup atau uang hilang.
Fleksibilitas Waktu
Dari segi waktu, forex jauh lebih fleksibel dibanding saham. Anda bisa melakukan trading forex selama 24 jam nonstop mulai dari hari senin hingga jumat.
Sedangkan untuk trading saham, waktu lebih terbatas yakni hanya bisa dilakukan sesuai jam buka bursa. Di Bursa Efek Indonesia misalnya, trading bisa dilakukan setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 09.00 – 16.15 WIB.
Risiko
Jika dilihat dari risiko, trading saham memiliki potensi yang jauh lebih kecil dibanding forex. Tidak hanya karena faktor keamanan, tetapi juga jika dilihat dari proses dan skema investasinya.
Pada forex, potensi keuntungan memang jauh lebih besar karena terdapat leverage, sistem dua arah, dan fluktuasi harga yang lebih tinggi.
Namun, yang perlu dipahami bahwa potensi keuntungan selalu berbanding lurus dengan risiko. Seorang trader memang bisa cepat untung besar, namun juga bisa langsung bangkrut dalam hitungan menit.
Hal ini tentu sangat jauh berbeda dengan trading saham. Pada bursa saham tidak diberlakukan leverage sehingga seorang trader hanya bisa membeli saham sesuai besaran modal yang dimiliki.
Fluktuasi harga pun tidak terlalu tajam karena penurunan atau kenaikan maksimal ada batasnya. Dengan cara ini, tentu risiko yang mungkin terjadi akan lebih terukur dan tidak akan membuat trader langsung bangkrut dalam satu waktu.
Nah, itulah perbedaan antara trading saham dan forex. Jadi, pilih yang mana?